Tips Merawat Pita Suara, Alat Ucap (Artikulasi)

TIPS MERAWAT PITA SUARA

TIPS MERAWAT PITA SUARA

Pita suara sangat vital untuk bernyanyi. Oleh karena itu, pita suara perlu dijaga dan dirawat kesehatannya. Berikut adalah tip untuk merawat pita suara:
  1. Bernyanyilah dengan nada yang pas dengan rentang nada suaramu. Jika sering menyanyikan nada-nada tinggi yang belum kamu kuasai, pita suara bisa aus.
  2. Tidak dianjurkan minum-minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas.
  3. Jika sedang sakit batuk, atau pilek, sebaiknya jangan menyanyi.
  4. Hindari makanan berminyak dan pedas sebelum menyanyi.
  5. Jangan menyanyi dalam keadaan perut kosong atau terlalu kenyang. Ini memengaruhi rongga perut, diafragma, dan kualitas pernapasan
  6. Untuk menjaga pernapasan agar tetap prima, hindari minum kopi, alkohol, dan merokok.
  7. Ketika bangun tidur, biasakan minum segelas air putih dan senam pagi sambil menghirup udara bersih sebanyak-banyaknya.
  8. Jangan begadang agar cukup istirahat.
  9. Bernyanyilah dengan gembira, tidak tegang. Jangan bernyanyi hanya dengan suara, namun juga wajah. Ekspresi atau penghayatan lagu mutlak perlu.

Alat Ucap (Artikulasi)


Alat ucap manusia adalah mulut, yang terdiri dari dua bagian, yaitu artikulator dan titik artikulasi. Artikulator adalah alat ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan berbagai macam bunyi. Alat artikulator adalah lidah. Titik artikulasi adalah bagian alat ucap yang menjadi tumpuan atau titik sentuh artikulator. Organ yang termasuk titik-titik artikulasi adalah bibir, gigi, gusi, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anak tekak.

Penempatan artikulator pada titik-titik artikulasi secara tepat akan menghasilkan kejelasan lafal dalam bernyanyi karena dalam bernyanyi yang diucapkan bukan hanya nadanya tetapi liriknya. Lirik adalah teks lagu yang akan dikomunikasikan kepada pendengar lewat nyanyian. Lafal yang benar dan tepat akan sanggup memberikan pengertian untuk diresapi pendengar. Bahkan ada semboyan bahwa lirik adalah mahkota lagu.

Agar dihasilkan pelafalan lagu dengan baik, kamu harus melatih alat ucap dengan baik pula. Organ-organ yang perlu dilatih adalah sebagai berikut.
a
Rahang bawah, dengan latihan gerakan membuka menutup, gerakan ke kiri ke kanan, dan gerakan ke depan dan ke belakang agar diperoleh kelenturan gerak rahang.
b.
Lidah, dengan latihan gerakan memutar, gerakan ke kiri dan ke kanan, gerakan keluar masuk. Latihan ini akan menghasilkan kelincahan gerak lidah.
c.
Bibir, dengan latihan membuka menutup dan menahan hembusan udara, latihan ini ditujukan untuk mendapatkan kelenturan bibir.

Resonantor

Resonantor adalah organ tubuh yang berfungsi memantulkan getaran suara yang ditimbulkan oleh pita suara. Pantulan di dalam rongga organ resonantor ini akan semakin menguatkan suara. Bandingkan dengan rongga pada badan gitar. Tanpa rongga tersebut, getaran suara dari senar tidak akan kuat dan yang termasuk organ resonantor adalah rongga mulut, rongga dada, dan rongga hidung.

Untuk mendapatkan suara yang merdu dalam bernyanyi, dibutuhkan organ-organ tubuh yang prima. Untuk itu, organ tubuh yang berkaitan langsung dengan pembentukan suara tersebut harus dilatih dengan baik. Latihan-latihan itu meliputi sebagai berikut.
a.Latihan intonasi, yang meliputi:

1)Latihan aksentuasi (memberikan tekanan pada bagian tertentu dari sebuah lagu).

2)Latihan dinamik (menambah atau mengurangi kuat lemahnya suara).
b.Latihan artikulasi, yaitu latihan ketepatan pelafalan bunyi dengan alat ucap, yang meliputi:

1)Latihan vokalisasi (latihan pelafalan bunyi-bunyi vokal).

2)Latihan pembetukan bunyi-bunyi konsonan.
c.
Latihan pernapasan, yaitu latihan untuk menghasilkan peningkatan kapasitas paru-paru agar dalam bernyanyi tidak kehabisan napas. Latihan ini meliputi sebagai berikut :

1)
Latihan pernapasan dada. Melakukan latihan pernapasan dengan membusungkan dada ketika menarik napas. Latihan ini sekaligus dapat memperkuat otot-otot di sekitar dada agar menjadi lentur. Meskipun demikian, pernapasan dada menghasilkan pernapasan yang kurang stabil sehingga kurang baik bagi teknik pernapasan untuk bernyanyi.

2)
Latihan pernapasan bahu. Melakukan pernapasan dengan menarik napas mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak baik karena napas yang dihasilkan dangkal atau udara yang terhirup minim sehingga kalimat yang diucapkan seringkali terputus-putus.

3)
Latihan pernapasan diafragma. Pernapasan diafragma lazim disebut pernapasan rongga perut. Latihannya dengan melakukan pernapasan mengembangkan rongga perut atau diafragma. Cara ini merupakan pernapasan yang optimal untuk bernyanyi karena akan menghasilkan napas yang panjang, ringan, santai sehingga produksi suara lebih bermutu. Pengambilan napas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik napas melalui hidung dengan santai. Namun, jika pada saat bernyanyi atau di tengah lagu, sebaiknya pengambilan napas dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kamu mencium aroma yang harum atau aroma makanan yang sedap.

4)
Latihan frasering. Frasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar dalam bernyanyi. Dengan frasering yang benar, pesan dan maksud lagu akan mudah dimengerti oleh' pendengar. Frasering dalam bernyanyi disesuaikan dengan kaidah komunikasi yang berlaku. Latihan frasering ini hendaknya mengikuti ketentuan praktis sebagai berikut:


a)Jika napas kita cukup untuk'menyanyikan satu kalimat penuh, nyanyikanlah satu kalimat itu tanpa disela pengambilan napas.
Contoh: Gugur bungaku di taman bakti di haribaan pertiwi (benar)


b)Jika napas kita tidak cukup untuk menyanyikan satu kalimat penuh, penggallah kalimat itu menjadi klausa. Contoh:
Gugur bungaku di taman bakti/di haribaan pertiwi (benar) Gugur bungaku di / taman bakti di hari ba / an pertiwi (salah)


c)Jika napas kita tidak cukup untuk menyanyikan satu klausa, penggallah klausa tersebut menjadi frase. Lebih baik jangan memenggal kalimat lagu berdasarkan kata, apalagi yang lebih kecil daripada kata.
Contoh:
Gugur bungaku / di taman bakti / di haribaan pertiwi (benar)
Gugur bungaku di / taman bakti / di hariba / an pertiwi (salah)